Ada beberapa pendekatan yang diharapkan
dapat membantu pendidik
dalam menyelesaikan berbagai masalah dalam kegiatan belajar mengajar, diantaranya :
1.
Pendekatan
Individual
Pada kasus-kasus tertentu yang
timbul dalam kegiatan belajar
mengajar dapat diatasi dengan pendekatan
individual. Misalnya untuk menghentikan anak didik yang suka bicara. Caranya dengan memisahkan atau
memindahkan salah satu dari anak didik
tersebut pada tempat yang terpisah dengan jarak yang cukup jauh. Anak didik yang suka bicara
ditempatkan pada kelompok anak didik
yang pendiam. Persoalan kesulitan
belajar anak didik lebih
mudah dipecahkan dengan menggunakan pendekatan
individual, walaupun suatu saat pendekatan
kelompok diperlukan.
Jadi pendekatan individual adalah pendekatan yang dilakukan guru
dengan memperhatikan perbedaan anak didik pada aspek individual masing-masing.
2.
Pendekatan
Kelompok
Pendekatan
kelompok memang suatu saat diperlukan dan
digunakan untuk membina dan mengembangkan sikap sosial anak didik. Hal ini
disadari bahwa anak didik adalah
sejenis makhluk homo socius yaitu makhluk yang cenderung untuk hidup
bersama.
Dengan penekanan pendekatan kelompok, diharapkan dapat
ditumbuhkembangkan rasa sosial yang tinggi pada diri setiap anak didik. Mereka dibina untuk
mengendalikan rasa egois yang ada pada diri mereka masing-masing, sehingga
terbina sikap kesetiakawanan sosial di kelas. Dan mereka sadar bahwa hidup ini
saling ketergantungan, tidak ada makhluk hidup yang terus menerus berdiri
sendiri tanpa keterlibatan makhluk lain, langsung atau tidak langsung, disadari
atau tidak disadari.
Jadi pendekatan kelompok adalah pendekatan
yang dilakukan guru dengan
tujuan membina dan mengembangkan sikap sosial anak didik serta membina sikap kesetiakawanan sosial. Misalnya anak
didik dibiasakan hidup bersama, bekerja sama dengan kelompok sehingga akan menyadari bahwa dirinya ada kekurangan dan
kelebihan. Yang mempunyai kelebihan dengan ikhlas mau membantu mereka yang
kekurangan. Sebaliknya mereka yang mempunyai kekurangan dengan rela hati mau
belajar dari mereka yang mempunyai kelebihan tanpa rasa minder. Persaingan yang
positif pun terjadi di kelas dalam rangka untuk mencapai prestasi belajar
yang optimal serta anak didik menjadi aktif, kreatif dan mandiri.
3.
Pendekatan
Variasi
Permasalahan yang dihadapi anak
didik biasanya bervariasi, maka
pendekatan yang digunakan pendidik akan lebih tepat dengan menggunakan pendekatan bervariasi pula. Misalnya
anak didik yang tidak disiplin dan anak didik yang suka berbicara akan berbeda
cara pemecahannya/ penyelesaiannya dan menghendaki pendekatan yang berbeda-beda pula.
Pendekatan
bervariasi bertolak dari konsepsi bahwa permasalahan yang
dihadapi oleh setiap anak didik dalam belajar adalah bermacam-macam. Kasus yang biasanya muncul
dalam pengajaran adalah
berbagai motif sehingga diperlukan variasi
teknik pemecahan untuk setiap kasus. Maka kiranya pendekatan bervariasi ini sebagai alat
yang dapat guru gunakan untuk
kepentingan pengajaran.
Jadi
pendekatan variasi adalah suatu
pendekatan yang dilakukan guru
untuk menghadapi permasalahan anak
didik yang bervariasi dengan menggunakan variasi teknik pemecaham masalah tersebut. Misalnya permasalahan
anak didik yang tidak disiplin dan anak didik yang suka bicara akan berbeda
cara pemecahannya dan menghendaki pendekatan yang berbeda pula. Demikian juga
halnya terhadap anak didik yang membuat keributan. Di sini guru dapat
menggunakan teknik pemecahan masalah dengan pendekatan variasi.
4.
Pendekatan
Edukatif
Pendekatan
yang benar bagi pendidik adalah dengan pendekatan edukatif. Setiap tindakan, sikap dan perbuatan yang guru lakukan harus bernilai pendidikan, dengan tujuan
untuk mendidik anak didik agar
menghargai norma hukum, norma susila,
norma sosial dan norma agama. Dengan tujuan meletakkan dan membina watak
anak didik dengan pendidikan
akhlak yang mulia. Membimbing anak didik bagaimana cara memimpin kawan-kawannya
dan anak-anak lainnya, membina bagaimana cara menghargai orang lain dengan cara
mematuhi semua perintah yang bernilai kebaikan.
Jadi pendekatan edukatif adalah suatu pendekatan yang dilakukan guru
terhadap anak didik yang bernilai
pendidikan dengan tujuan untuk mendidik
anak didik agar menghargai norma hukum, norma susila, norma moral, norma
sosial dan norma agama. Misalnya ketika lonceng tanda masuk kelas telah
berbunyi, anak-anak jangan dibiarkan masuk dulu, tetapi mereka disuruh berbaris
di depan pintu masuk dan ketua kelas diperintahkan untuk mengatur barisan, dan
anak-anak berbaris dalam kelompok sejenisnya. Kemudian guru berdiri
sambil mengontrol mereka. semuanya dipersilahkan masuk kelas satu persatu
menyalami guru dan mencium tangan guru sebelum dilepas. Akhirnya semua anak masuk
dan pelajaran pun dimulai.
5.
Pendekatan
Pengalaman
Experience
is the best teacher, pengalaman adalah guru terbaik. Pengalaman adalah guru yang tanpa
jiwa, namun selalu dicari oleh siapapun. Belajar dari pengalaman adalah lebih baik dari pada sekedar bicara
dan tidak pernah berbuat sama sekali. Belajar adalah kenyataan yang ditunjukkan
dengan kegiatan fisik.
Meskipun pengalaman diperlukan dan dicari selama hidup, namun tidak semua pengalaman dapat bersifat mendidik.
Suatu pengalaman dikatakan tidak
mendidik jika guru tidak membawa anak ke arah tujuan pendidikan. Ciri-ciri
pengalaman yang edukatif adalah berpusat pada satu tujuan yang berarti
bagi anak, interaktif dengan lingkungan dan menambah integrasi anak.
Betapa tingginya nilai pengalaman, maka disadari akan
pentingnya pengalaman itu bagi perkembangan jiwa anak, sehingga
dijadikanlah pengalaman itu
sebagai suatu pendekatan. Maka pendekatan
ini sebagai frase yang baku dan diakui pemakaiannya dalam
pendidikan.
Jadi pendekatan pengalaman adalah suatu pendekatan yang dilakukan guru
dengan memberikan pengalaman-pengalaman
terhadap siswa dalam rangka penanaman
nilai-nilai pendidikan.
6.
Pendekatan
Pembiasaan
Pembiasaan bagi
anak adalah sangat penting. Karena dengan pembiasaan itulah akhirnya suatu aktifitas akan menjadi milik anak
di kemudian hari. Pembiasaan
yang baik akan membentuk sosok manusia yang berkepribadian baik pula. Begitu
juga dengan sebaliknya.
Anak tidak seperti orang dewasa
yang dapat berfikir abstrak. Anak hanya bisa berfikir kongkrit. Anak kecil yang
belum kuat ingatannya akan lekas melupakan apa saja yang sudah dan baru
terjadi. Perhatian mereka lekas dan mudah beralih kepada hal-hal yang baru yang
disukainya.
Anak kecil memang belum mempunyai
kewajiban, tetapi dia sudah memiliki hak. Salah satu untuk memberikan haknya di
bidang pendidikan adalah dengan cara
memberikan kebiasaan yang baik dalam kehidupan mereka. Dengan
pembiasaan itu maka akan berpengaruh pada lingkungan sekolah dan dalam
bermasyarakat.
Untuk itu maka metode mengajar
yang perlu dipertimbangkan antara lain metode latihan (drill),
pelaksanaan tugas, demonstrasi dan pengalaman langsung di lapangan.
Jadi pendekatan pembiasaan adalah pendekatan yang dilakukan guru
terhadap murid melalui cara
menanamkan kebiasaan yang baik dalam kehidupan mereka. misalnya
menanamkan kebiasaan untuk jujur, tidak berdusta, disiplin, tidak suka
berkelahi, ikhlas, gemar menolong, suka membantu fakir miskin, aktif
berpartisipasi dalam kegiatan yang baik-baik dan sebagainya.
7.
Pendekatan
Emosional
Emosi adalah
gejala kejiwaan yang ada dalam diri seseorang. Emosi berhubungan dengan masalah perasaan. Seseorang yang memiliki
perasaan pasti dapat merasakan sesuatu, baik perasaan jasmaniah maupun perasaan
rohaniah. Dan di dalamnya terdapat perasaan intelektual, perasaan estetis,
etis, sosial dan perasaan harga diri.
Perasaan adalah fungsi jiwa untuk
dapat mempertimbangkan dan mengukur sesuatu menurut “rasa senang dan tidak
senang, mempunyai sifat senang dan sedih, kuat dan lemah, lama dan sebentar,
relatif dan tidak berdiri sendiri sebagai pernyataan jiwa”.
Pendekatan
emosional di sini dimaksudkan suatu usaha untuk menggugah
perasaan dan emosi siswa
dalam meyakini, memahami dan menghayati ajaran agamanya. Untuk mencapai
tujuan pendekatan emosional ini,
metode yang perlu dipertimbangkan adalah metode ceramah, bercerita dan
sosiodrama.
Jadi pendekatan emosional adalah pendekatan yang dilakukan guru
terhadap murid melalui
rangsangan verbal maupun nonverbal serta melalui sentuhan-sentuhan emosi (perasaan). Misalnya melalui
rangsangan verbal seperti ceramah, cerita, sindiran, pujian, ejekan, berita,
dialog, anjuran, perintah dan sebagainya. Sedangkan rangsangan nonverbal
seperti bentuk perilaku berupa sikap dan perbuatan.
8.
Pendekatan
Rasional
Usaha yang terpenting bagi
pendidik adalah bagaimana memberikan peranan kepada akal (rasio)
dalam memahami dan menerima kebenaran ajaran agamanya termasuk mencoba
memahami hikmah dan fungsi ajaran agama.
Karena akal (rasio)
itulah, akhirnya dijadikan pendekatan
rasional guna kepentingan pendidikan
dan pengajaran di sekolah. Untuk mendukung pemakaian pendekatan ini, maka metode
mengajar yang perlu dipertimbangkan antara lain metode ceramah, tanya
jawab, diskusi, kerja kelompok, latihan dan pemberian tugas.
Jadi pendekatan rasional adalah suatu pendekatan yang dilakukan guru
terhadap murid dengan cara membimbing perkembangan berfikir murid ke
arah yang lebih baik sesuai dengan tingkat usianya. Misalnya, pembuktian
tentang sesuatu yang berhubungan dengan masalah keagamaan harus disesuaikan
dengan tingkat berfikir anak. Kesalahan pembuktian akan berakibat fatal bagi
perkembangan jiwa anak. Di sini usaha yang terpenting bagi guru adalah
bagaimana memberikan peranan pada akal (rasio) dalam memahami dan
menerima kebenaran ajaran agama, termasuk mencoba memahami hikmah dan fungsi
ajaran agama.
9.
Pendekatan
Fungsional
Ilmu pengetahuan merupakan ilmu
yang dapat membentuk kepribadian anak. Anak dapat merasakan manfaat dari ilmu
yang didapatnya di sekolah. Anak mendayagunakan nilai guna dari suatu ilmu
untuk kepentingan hidupnya. Dengan begitu, maka nilai ilmu sudah fungsional di dalam diri anak.
Pendekatan
fungsional yang diterapkan di sekolah diharapkan dapat
menjembatani harapan tersebut. Diperlukan metode-metode yang perlu
dipertimbangkan untuk memperlancar ke arah tersebut, antara lain dengan metode
latihan, pemberian tugas, ceramah, tanya jawab dan demonstrasi.
Jadi pendekatan fungsional adalah pendekatan yang dilakukan guru
terhadap murid dengan
mendayagunakan nilai guna dari suatu ilmu untuk kepentingan hidup anak didik.
Misalnya pelajaran agama yang diberikan di kelas diimplementasikan kepada dalam
kehidupan sehari-hari anak didik. Dan juga anak didik dapat merasakan manfaat
ilmu yang didapatnya di sekolah.
10.
Pendekatan
Keagamaan
Mata pelajaran umum sangat
berkepentingan dengan pendekatan
keagamaan. Hal ini dimaksudkan agar nilai budaya ilmu itu tidak sekuler,
tetapi menyatu dengan nilai agama.
Dengan penerapan prinsip-prinsip mengajar seperti prinsip korelasi dan
sosialisasi, pendidik dapat menyisipkan pesan-pesan keagamaan untuk semua mata
pelajaran umum. Tentu saja pendidik harus menguasai ajaran-ajaran agama yang
sesuai dengan mata pelajaran yang dipegang.
Jadi pendekatan keagamaan adalah pendekatan yang memasukkan unsur-unsur agama dalam setiap mata
pelajaran dan untuk menanamkan jiwa agama kepada dalam diri siswa. Misalnya
guru dapat menyisipkan pesan-pesan keagamaan untuk semua mata pelajaran umum,
seperti guru menerangkan pelajaran biologi atau fisika. Di situ telah
disebutkan di dalam Al Qur’an surat yasiin ayat 34, 36, 37, 38, 39 dan 40
dengan tujuan untuk memperkecil kerdilnya jiwa agama di dalam diri siswa yang
pada akhirnya nilai-nilai agama tidak dicemoohkan dan dilecehkan, tetapi
diyakini, dipahami, dihayati dan diamalkan oleh siswa tersebut.
11.
Pendekatan
Kebermaknaan
Bahasa adalah alat untuk
menyampaikan dan memahami gagasan pikiran, pendapat dan perasaan secara lisan
maupun tulisan.
Bahasa merupakan alat untuk
mengungkapkan makna yang
diwujudkan melalui struktur (tata bahasa dan kosa kata). Dengan demikian
struktur berperan sebagai alat
pengungkapan makna (gagasan, pikiran, pendapat dan perasaan).
Jadi pendekatan kebermaknaan adalah pendekatan yang memasukkan unsur-unsur terpenting yaitu pada
bahasa dan makna. Misalnya pendekatan dalam rangka penguasaan bahasa Inggris.
Sumber:
(http://mahmud09-kumpulanmakalah.blogspot.com/2012/07/macam-macam-pendekatan-dalam-proses.html)
No comments:
Post a Comment